Pelajaran 27-2
PELAJARAN BAHASA ARAB
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bagian
Pelajaran 27 – الدَّرْسُ السَّابِعُ وَالْعِشْرُونَ
Kata Benda Maqŝūr, Manqūŝ dan Mamdūd - الاسْمُ الْمَقْصُورُ والْمَنْقُوصُ والْمَمْدُودُ
Kata benda maqŝūr - الاسْمُ الْمَقْصُورُ
Kita masih berada pada pelajaran dua puluh tujuh kursus Bahasa Arab gratis kita. Kursus Bahasa Arab ini disertai gambar dan audio akan membantu Anda mempelajari Bahasa Arab.
Dalam Bahasa Arab kita menyebut kata benda yang memenuhi kriteria berikut sebagai kata benda Maqŝūr [kata benda yang berakhiran dengan fatћah panjang '-ā']:
- Kata benda berakhiran dengan alif Maqŝūrah (misal. مُرْتَضَى)
- Huruf sebelum alif Maqŝūrah memiliki fatħah di atasnya.
- Kata benda tersebut merupakan kata benda yang bisa berubah (اسْمٌ مُعْرَبٌ). Dengan demikian, kata (عَلَى) "ξalā' bukan kata benda maqŝūr, karena kata tersebut adalah kata depan bukan kata benda. Hal yang sama juga berlaku pada kata (يَسْعَى) "yasξā" karena kata tersebut adalah kata kerja dan kata ganti tunjuk (هَذَا) "hādhā" karena kata tersebut merupakan kata benda yang tidak bisa berubah.
Kita telah mempelajari bahwa jika sebuah kata dipengaruhi oleh perubahan kata sebagai akibat dari aturan tertentu dalam tata bahasa, huruf terakhir biasanya dipengaruhi oleh pemakaian tanda harakat tertentu (misal fatħah, đammah, kasrah). Sebagai contoh, “ξalā al maktabi” – di atas meja tersebut, “al maktabi” memiliki Kasrah pada huruf terakhir karena kata tersebut diawali oleh kata depan (“ξala” yang artinya “di atas”).
Namun, pada pelajaran ini kita melihat bahwa dalam kasus-kasus tertentu ada perubahan "semu" – yaitu kita menganggap bahwa kata tersebut berada dalam kasus tertentu tapi kita tidak melihat harakat Kasrah seperti contoh yang diperlihatkan di atas. Ini sepertinya sulit dipahami tapi sebenarnya cukup sederhana – yakni kita tidak menaruh harakat yang biasa di atas huruf tapi kita menganggap bahwa ada harakat pada huruf tersebut.
Tanda harakat dari kata tersebut dianggap ada dan tidak muncul pada Alif panjang kata benda maqŝūr. Sebagai contoh:
مَرْفُوعٌ بِضَمَّةٍ مُقَدَّرَةٍ (لَيْسَتْ ظَاهِرَةً) Ini merupakan kasus nominatif dengan đammah semu (tidak bisa dilihat) |
Murtada attended the meeting
|
حَضَرَ مُرْتَضَى الاجْتِمَاعَ ћađara Murtađâ al-iĵtimāξa |
|
مَنْصُوبٌ بِفَتْحَةٍ مُقَدَّرَةٍ (لَيْسَتْ ظَاهِرَةً) Ini merupakan kasus akusatif dengan fatћah semu |
I saw Murtada in the school
|
رَأَيْتُ مُرْتَضَى فِي الْمَدْرَسَةِ Ra’aytu Murtađâ fi al-Madrasah |
|
مَجْرُورٌ بِكَسْرَةٍ مُقَدَّرَةٍ (لَيْسَتْ ظَاهِرَةً) Ini merupakan kasus genitif dengan kasrah semu |
I went with Murtada to the club
|
ذَهَبْتُ مَعَ مُرْتَضَى إِلَى النَّادِي Dhahabtu maξa Murtađâ ilā al-nādī |
Kata Murtađâ adalah sebuah kata benda maskulin dalam kasus nominatif pada kalimat pertama.Tanda dari kasus nominatif adalah đammah semu, karena merupakan pelaku dari kata kerja – yaitu subjek dari kalimat verbal.
Pada kalimat kedua, kata yang sama berada dalam kasus akusatif karena kata tersebut merupakan objek dari kalimat verbal – yaitu benda / orang yang padanya tindakan dilakukan. Pada kalimat ketiga, kata tersebut berada dalam kasus genitif. Dari semua kasus ini, tanda perubahan adalah (مُقَدَّرَةٌ) "muqaddarah" semu atau dianggap ada. Ini artinya bahwa ketiga tanda tersebut tidak dilafalkan dan ini disebut (إِعْرَابٌ تَقْدِيرِيٌّ) "iξrâb taqdīrī", yaitu perubahan semu atau perubahan yang dianggap ada – yakni, tanda tersebut tidak tampak pada akhir kata.
Ini berlaku untuk semua kata benda maqŝūr. Contoh;
Gambar
|
||
نَامَتْ سَلْمَى مُبَكِّرَةً nāmat salmā mubakkiratan Salma slept early
|
||
هَذِهِ أُخْتِي لَيْلَى hādhihi ukhtī laylā This is my sister Layla
|
||
البَيْتُ هُوَ مَأْوَى الأُسْرَةِ al-baytu huwa ma’wā al-usrah Home is the shelter of the family
|
||
اِسْمُ أَخِي مُوسَى ismu akhī musā My brother's name is Musa.
|
Silakan follow Pelajaran Bahasa Arab di Facebook, X dan Telegram Channel
Komentar
Posting Komentar